SELAMAT DATANG DI BLOG FARM LELE SANGKURIANG DRAMAGA

MAAF UNTUK SEMENTARA LELE OFF DULU

animasi

Minggu, 20 Juni 2010

Dana Rp.5 Milyar disiapkan untuk genjot produksi lele

Kementrian Kelautan dan Perikanan menganggarkan Rp.5 miliar untuk paket wirausaha pemula khusus lele pada 2011.
Dirjen Perikanan Budidaya Kementrian Kelautan dan Perikanan (KemKP) Made L. Nurdjana menyatakan produksi lele di dalam negeri akan ditingkatkan pada tahun depan.
"(Peningkatan produksi) Ini terkait dengan konsumsi lele yang semakin meningkat. Pemerintah dalam hal ini Ditjen Perikanan Budidaya akan menganggarkan dana Rp.5 miliar," ujarnya ketika di hubungi Bisnis kemarin.
Made menyatakan masalah pendanaan ini nantinya mendapatkan dukungan dari Ditjen Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP). P2HP juga akan mengeluarkan anggaran untuk investasi teknik pengolahan lele di sejumlah sentra minapolitan lele.
Dia mengatakan saat ini ditetapkan lima lokasi pembangunan pengembangan minapolitan lele yakni : Bogor, Boyolali, Pacitan, Gunung Kidul, dan Blitar. Dengan pengembangan minapolitan lele ini, katanya diharapkan dapat memproduksi lebih kurang 30 ton per hari.

GUNUNG KIDUL
Made menyatakan lima lokasi tersebut memproduksi lele yang sangat besar, tetapi yang paling tinggi tingkat produksinya di Gunung Kidul yang mencapai 5 ton per hari.
Sementara itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan empat hal akan dilakukan KemKP untuk menggalakkan produksi hingga konsumsi lele,

Pertama, mengupayakan menggiatkan budidaya lele skala kecil hingga menengah yang disebar di beberapa sentra utama.
Kedua, mengupayakan agar memasyarakatkan lele sehingga konsumsi meningkat.
Ketiga, KemKP mengupayakan yakni mengembangkan industri atau pengolahan lele.
Keempat, menjadikan lele sebagai sumber pangan yang merambah ke berbagai kalangan.

"Selama ini lele lebih banyak dinikmati masyarakat kelas bawah. Kami akan buat lele juga menjadi konsumsi masyarakat menengah atas." ujarnya di sela-sela pembukaan Festival Lele 2010 akhir pekan lalu.
Dirjen P2HP Martani Husaini menyatakan komoditas lele dapat diolah menjadi bahan makanan apapun.
"Sangant banyak ragamnya. Untuk lele kami fokuskan untuk konsumsi di dalam negeri. Mengingat permintaan di dalam negeri sangat tinggi, sementara produksi belum mencukupi untuk pangsa pasar di luar negeri," ujarnya.
Dirjen menilai produk lele Tanah Air saat ini belum dapat bersaing dengan produk dari Vietnam. Adapun, kendala paling utama adalah tingginya harga pakan yang membuat harga jual lele lokal menjadi sangat tinggi.
Saat ini Ditjen Perikanan Budidaya sedang berupaya menggunakan maggot sebagai makanan lele sehingga dapat menurunkan komponen biaya pakan yang mencapai 60% dari total produksi. (sumber Bisnis Indonesia senin 21/06/2010)

Jumat, 04 Juni 2010

Pecel Lele yang Berani Modern



Logonya mengingatkan kita pada logo Starbucks. Desain ruangnya dikuasai warna hijau dengan penataan yang modern. Jika masuk ke dalamnya tak akan terasa masuk ke gerai penjual pecel lele. Mungkin berasa masuk ke gerai fastfood internasional. Tataan lampunya juga mewah. Pantas jika sejumlah artis pernah menyambanginya menyantap pecel lele di sana. O, ya, pecel lele ini juga ikut mensponsori kegiatan semacam Java Jazz Festival beberapa waktu lalu yang menunjukkan bahwa promosi bukan pantangan, satu tanda pengelolanya memang menguasai bisnis modern. Dari sini saja tampak bahwa Pecel Lele Lela yang didirikan tahun 2006 berbeda dengan gerai pecel lele biasa. Jadi, siapa bilang gerai pecel lele tak bisa disulap jadi modern. Pantas jika banyak yang ingin bermitra dengan Rangga membuka cabang Pecel Lela Lela lain tempat. (Den Setiawan, den.setiawan@yahoo.co.id

Batam Krisis Ikan Lele

Terbaru / Putut Ariyotejo / Minggu, 21 Maret 2010 17:25

batampos.co.id – Para pemilik warung Sari laut mengeluh, sudah dua minggu belakangan ini mereka kesulitan mendapakan ikan lele di pasar. Aha, mungkin Anda juga merasakan saat hendak membeli di pasar bukan?!

Bagi ibu rumah tangga ketiadaan ikan lele hanya membuat kecewa karena menu kesukaan tidak terhidang tapi ada gantinya, menu lain yang tak kalah membangkitkan selera.

Kondisi ini lain bagi para pemilik warung itu, lele adalah salah satu menu andalan yang dijajakan. Ketiadaan lele di pasar tentu membuat mereka resah karena keuntungan jadi menurun, pelanggan tak bisa disuguhi menu andalan.

Huda salah satunya, pemilih warung sari laut di Simpang Kara ini mengeluh karena setiap pembeli yang bertanya menu lele ia hanya bisa menggelengkan kepala, tidak ada. Biasanya dalam sehari ia membutuhkan lele sebanyak 6-7 kilogram. Satu kilo bisa berisi 6 ekor lele. Ya setidaknya 40 lele setiap hari ia bisa jual.

Keluhan serupa dilontarkan oleh Bang Edhot, pemilik warung serupa di kawasan Windsor. Pemilik nama asli Jamin ini dalam sehari membutuhkan 25 kilogram ikan lele. 150 ekor lele bisa ia jual dalam sehari. Wow...

Pemilik warung yang tak kalah resah adalah Haji Kholil. Ia adalah pemilik warung sari laut Jagad SBY di Nagoya. Pria yang lebih dikenal dengan sebutan Pak Jagad ini dalam sehari membutuhkan 40 – 50 kilogram lele. Kita ambil saja angka moderat, maka ia sanggup menjual 240 porsi menu lele penyet di warungnya.

Coba saja hitunga berapa warung yang menjual menu lele, anggap saja setiap warung butuh 6 kilogram lele. Wow, tak terbayangkan bukan?!. Belum lagi warung Padang dan sebagainya yang juga menyediakan menu lele.

Adakah Anda penggemar menu ikan lele? Kalau iya mungkin Anda merasakan krisis ini. Kholil mengaku krisis ini diakibatkan lele dari Malaysia tidak masuk Batam, sementara pasokan lele dari petani lokal tidak mencukupi kebutuhan pasar.

Kholil, dalam kondisi krisis ini, mengaku masih mendapatkan pasokan lele lokal meski jauh dari kuota biasa, sementara Huda sama sekali tak bisa.

Ada apa dengan pasokan ikan lele di Batam? ***

Kamis, 03 Juni 2010

Sensasi Lele Panggang, Dipadu Bumbu Rujak

Elshinta - Newsroom, Menu makanan dari ikan lele sudah sering terdengar, namun di Situbondo, Jawa Timur, ikan lele justru bukan digoreng melainkan dipanggang dan disajikan dengan paduan bumbu rujak Madura.

Aroma ikan dan sambal yang menyatu menggugah selera para penggemar lele.

Warung lesehan Istana Lele yang berada di Jalan Raya Banyuwangi, Kecamatan Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, adalah warung satu-satunya yang menjual menu utama lele panggang bumbu rujak.

Menurut pengelolanya, Surnadi, meski awalnya hanya coba-coba, namun perpaduan lele panggang bumbu rujak ini justru di luar dugaan banyak diminati.

Para pelanggan juga bebas memilih lele yang akan dipanggang sesuai ukuran dan selera. Cara mengelola menu ini pun sederhana untuk menghilangkan bau amis dan lapisan lendir, ikan lele yang akan diolah terlebih dahulu dibersihkan dan kita beri garam. Selanjutnya ditusuk dengan bambu, seperti layaknya sate.

Sebelum dipanggang terlebih dahulu ikan lele diolesi bumbu rujak yang terbuat dari racikan kacang, bawang putih, bawang merah, cabe serta petis Madura. Aroma lele panggang ini mampu membangkitkan selera dan hal ini diakui para pembeli yang mampir ke warung ini.

Menu ini juga dibandrol cukup murah hanya dengan Rp 19.000,-, pembeli sudah bisa menikmati satu kilogram ikan lele panggang bumbu rujak Madura. (Indosiar/Tommy Iskandar/Dv/Ijs) (doa)

Sambel Goreng Ikan LELE

Fitri Yulianti - Okezone



TAK berlebihan jika makin banyak orang menyadari pentingnya mengonsumsi ikan. Namun, bermanfaat tidaknya berbagai zat gizi yang terkandung dalam ikan, ternyata sangat tergantung pada cara pemilihan dan proses pengolahan. Saat Anda membuat sambal goreng, penambahan berbagai bumbu, seperti kunyit, jahe, dan cabai merah, menghilangkan bau amis ikan dan menambah cita rasanya.

Bahan:
4 ekor ikan lele, lumuri dengan asam jawa dan garam lalu goreng
1 ruas jari lengkuas, memarkan
2 lembar daun salam
½ sdt garam
350 ml santan
½ sdt gula merah
3 buah cabai hijau, iris serong

Bumbu dihaluskan:
6 buah bawang merah
2 siung bawang putih
½ sdt terasi
2 buah cabai merah besar

Cara membuat:
1. Panaskan dua sendok makan minyak, tumis bumbu haluskan hingga harum.
2. Tuangkan santan, masukkan lengkuas, salam, garam, gula merah, dan cabai hijau. Teruskan memasak sampai kuah agak mengental.
3. Masukkan lele goreng, aduk rata, angkat.

Resep disarikan dari buku 25 Resep Sambal Goreng Ikan oleh Dapur Kirana
(ftr)

Lezatnya Lele Telur Asin yang “Super Crispy”



Jumat, 21 Mei 2010

Bermodal kelembutan daging dan rasa asin kulit yang menggoda, sajian lele yang disebut pemiliknya super crispy ini siap menggoyang lidah Anda. Dengan paduan sambal berbahan campuran kacang mete, dijamin Anda akan mendapat sensasi makan yang luar biasa.

Dunia kuliner Indonesia kian berkembang.

Varian bahan olahan tidak lagi berkutat di seputar ayam, daging sapi, atau kambing.

Lele, si ikan berkumis yang selama ini diremehkan (baca: ditakuti karena bentuknya seram), mulai banyak dijadikan sajian berkelas, tampil dengan visual menarik, dan tentunya menjual rasa “laziz”.

Peluang itu yang kemudian diambil Fajar Alam Setiabudi, seorang lulusan sekolah Perhotelan Trisakti tahun 2005.

Dengan modal pengalaman memasak di berbagai tempat, ia membuka rumah makan yang mengandalkan lele sebagai menu utama.

Dengan mengambil nama yang cukup eye catchy, Lele Crispy, ia yakin dapat bersaing di dunia kuliner Indonesia yang kian ketat.

Rumah makan yang mengambil lokasi di Jalan Tebet Barat 4 no 12, Jakarta Selatan, itu memiliki venue cukup menjanjikan.

Selain menghadirkan meja makan standar, Lele Crispy menyiapkan meja lesehan bagi pengunjung yang ingin merasakan atmosfer rumah makan lebih homey.

Seperti namanya, rumah makan ini menyajikan menu-menu lele segar yang rasanya nendang, lembut, dan tentu crispy.

“Saya ingin buktikan bahwa lele bisa jadi menu spesial, berkelas, selain punya manfaat menyehatkan.

Makanya, higienis adalah jaminan utama di rumah makan ini,” ujar Fajar, sang pemilik Lele Crispy.

Untuk menjamin kesegaran dan kebersihan ikan-ikannya, staf juru masak di sebuah grup majalah wanita itu menyediakan akuarium besar di sisi rumah makannya, yang diisi ikan-ikan lele yang dapat dilihat langsung oleh calon pembeli.

“Dengan demikian, mereka bisa melihat bahwa ikan-ikan di tempat ini selalu fresh dan terjamin kualitasnya.

Selain itu, demi menjaga rasa, penggorengan ikan lele di tempat ini, selalu hanya melewati satu kali proses sehingga pengunjung tidak perlu khawatir, bahwa lele yang dimakan sebelumnya sudah berkali-kali digoreng,” ungkap Fajar sambil berujar, kalau mau, pembeli boleh melihat langsung proses penggorengan yang ia lakukan.

Bicara tentang menu, Lele Crispy menyajikan tiga menu andalan, yakni Lele Goreng Tepung, Lele Goreng Telur Asin, dan Lele Goreng Kremes.

Dengan harga per porsi 10 ribu rupiah, Anda akan mendapatkan sensasi kenikmatan berbeda di setiap menu yang disajikan.

Menurut Fajar, sejauh ini pembeli yang datang paling sering memesan Lele Goreng Kremes karena mereka menyukai kremesan yang membalut sang lele, yang konon akan langsung hancur begitu menyentuh lidah.

”Ya begitulah. Kata pengunjung, kremesan di tempat saya lembutnya mirip kremesan menu ayam di restoran terkenal itu,” papar koki 28 tahun itu, tanpa mau menyebut restoran lain yang dimaksud.

Meski pelanggannya punya menu favorit Lele Goreng Kremes, Fajar menjamin, dua menu lainnya punya rasa tak kalah dahsyat.

Lele Goreng Telur Asin, misalnya, merupakan menu andalah yang mendapatkan sentuhan khusus.

Karena setelah digoreng secara original, lele yang telah matang dibenamkan ke cairan telur asin, yang setelah itu digoreng ulang untuk mendapatkan bentuk visual sempurna.

Dengan demikian, slogan super crispy yang diandalkan rumah makan ini benar-benar terbukti.

Dan yang membuatnya lebih spesial, semua menu lele di tempat ini akan berpadu dengan cocolan satu porsi sambal terasi, yang diramu dengan resep rahasia, berupa kacang mete pilihan.

Lulus Eksperimen

Untuk menjangkau banyak kalangan, semua menu yang disediakan di Lele Crispy dibanderol dengan harga 10 ribu rupiah.

“Dan untuk setiap menu yang dipesan, pengunjung akan mendapat satu porsi sayur asam gratis.

Pengunjung yang sedang ulang tahun juga boleh makan gratis, dan setiap pembeli yang datang ke mari akan mendapatkan kupon. Fungsinya, 10 kupon bisa ditukarkan satu kali makan gratis.

Untuk pembelian 100 ribu rupiah, kami juga memberikan diskon 10 persen,” jelas Fajar.

Rumah makan yang lokasinya berdekatan dengan SMA 26, Jakarta Selatan, itu buka dari jam 6 sore hingga jam 11 malam.

Libur hanya hari Minggu dan selalu menyajikan suguhan full music guna menemani santap malam para pengunjung.

Lili Rahmasari, 27 tahun, karya wati yang berkantor di bilangan Tebet, berujar ia sering datang ke Lele Crispy karena lokasinya dekat kantor dan menu-menu yang disajikan memang cukup menggoda.

“Kalau saya, paling sering memesan Lele Telur Asin.

Soalnya kulitnya gurih banget.

Jadi, saat dicampur sambal kacang mete terasa klop. Terus, suguhan sayur asemnya juga membuat daging lelenya makin lezat.

” Pengantin baru, yang hari itu datang bersama suaminya, menambahkan meski lele dikenal sebagai ikan yang punya banyak duri, bentuk penyajian dengan sayatan di tengah, membuat pengunjung tidak repot memisahkan daging dengan duri yang mengganggu.

Alasan sedikit bebeda diungkan Chika, 16 tahun, pelajar SMA swata di bilangan Menteng, yang sering hang-out di Lele Crispy.

“Soalnya harganya murah, tempatnya asyik, bisa bikin gue sama teman-teman berlama-lama makan, sambil kongko.

Lagian, hari ini gue ditraktir Wulan, teman yang sedang ulang tahun,” ujar gadis berambut pendek itu, yang datang bersama enam kawannya.

Wajar kiranya jika menu-menu di Lele Crispy disukai banyak orang.

Sebab sebelum dijadikan menu andalan, tiga menu itu telah melewati proses puluhan kali eksperimen, dan tes lidah banyak orang, yang datang dari beragam umur, suku (berhubungan dengan selera makan), dan pekerjaan.

“Setelah berkali-kali tes lidah, akhirnya terpilih tiga menu ini.

Jadi saya yakin banyak orang dari beragam latar belakang, akan cocok dengan menu-menu yang disajikan,” papar Fajar sambil menerangkan, bagi pengunjung yang ingin merasakan menu berbeda (selain lele), bisa menjajal menu Ayam Goreng Kremes dan Ayam Goreng Original miliknya.

Kedua menu ayam itu dimasak presto dengan api kecil selama dua jam agar bumbunya meresap sempurna.
ric/L-2

Usaha Sederhana Abon Lele Melanglang Hingga Ke Eropa

Sejak tahun 2009, produksi abon lele Murti rata-rata per hari menghabiskan 10 kilogram lele atau 500 kilogram lele per bulan. Pasarnya pun kian luas hingga Jakarta, Bandung, dan Denpasar. Untuk 10 kilogram lele dapat diolah menjadi 3 kilogram abon. Dalam sehari, rata-rata Murti dapat menghasilkan penjualan kotor Rp 300.000-Rp 400.000. (foto: google)SEMARANG (Berita SuaraMedia) – Ikan lele ternyata tak hanya dapat diolah sebagai menu masakan berkuah atau digoreng dengan bumbu sambal pedas. Di tangan Murti Rahayu, daging lele dapat dibuat abon dengan nilai ekonomi yang menggiurkan. Bahkan, abon lele buatannya kini mampu menembus pasar ekspor.

Memanfaatkan lele dalam bentuk lain menjadi nilai tambah bagi Ny Hj Murti Rahayu. Pengusaha asal Majenang, Cilacap itu mencoba membuat penganan abon lele dan memanfaatkan kulitnya untuk dibuat keripik.

Awalnya coba-coba. Ternyata rasanya tak kalah sama abon sapi. Banyak orang suka,” kata Murti, pengusaha kecil asal Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, akhir April 2010.

Selain dikenal sebagai daerah pertanian yang subur, wilayah Majenang sejak lama juga dikenal dengan perikanan daratnya. Air yang melimpah mendukung pengembangan usaha mina tersebut. Salah satu jenis ikan yang banyak dibudidayakan warga setempat adalah lele.

Namun, melimpahnya lele kerap tak ditunjang pemasaran dan kestabilan harga. Banyak petani lele pun jatuh bangun.

Kondisi tersebut menjadi keprihatinan tersendiri bagi Murti yang juga menjadi Ketua Asosiasi Perajin dan Pengusaha Kecil Majenang. Pada pertengahan tahun 2007, dia terpikir membuat penganan olahan dari lele yang dapat dijual kemasan dan punya nilai ekonomis tinggi.

DKP Tetapkan Lele Sebagai Komoditas Unggulan

Jumat, 31 Juli 2009

Rilisindonesia.com
JAKARTA : Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP), menetapkan Lele sebagai salah satu dari sepuluh komoditas budidaya ikan air tawar unggulan di Indonesia. Tingginya angka konsumsi dalam negeri dan terbukannya Pangsa pasar ekspor, memastikan komoditas ikan air tawar ini menjadi penyumbang devisa Negara yang sangat menjanjikan.

Ikan lele merupakan budidaya yang sederhana, mudah, murah dan tahan penyakit, merupakan beberapa kreteria yang dipunyai komoditas tersebut sehingga ditetapkan sebagai unggulan. “Peningkatan konsumsi ikan secara nasional adalah faktor kunci dari keberhasilan program penguatan pemasaran produk perikanan dalam negeri,” ,” kata Kepala Pusat Data dan Statistik (Pusdatin) DKP Soenan Hadi Poernomo, melalui siaran persnya di Jakarta, Jumat (31/7).

Menurutnya, pasar ekspor hanya dapat ditembus apabila patin dan lele memiliki kualitas, ukuran sesuai permintaan pasar dan kontinyu. Ikan patin dan lele merupakan komoditas yang mempunyai tingkat serapan pasar cukup tinggi, baik di pasar dalam negeri maupun ekspor. Khusus pasar dalam negeri, permintaan lele dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup siginifikan.

Sebagaimana diketahui bahwa penyediaan ikan untuk konsumsi tahun 2008 diperkirakan sebesar 29,98 kilogram per kegiatan per-tahun. Sebelumnya adalah 25 kilogram per kegiatan per tahun (tahun 2007), bahkan pada tahun 2004 hanya 22,58 kilogram per kegiatan per tahun.

Sedangkan angka konsumsi ikan nasional pada tahun 2008, sebesar 28 kilogram per kapita per-tahun, meningkat dibandingkan tahun 2007 sebesar 26,03 kilogram per kapita per-tahun. Pada tahun 2009 dan 2010 masing-masing tingkat konsumsi ikan ditargetkan sebesar 30,16-30,89 kilogram per kapita per tahun.

Oleh karena itu kata Sunan, peningkatan produksi ikan lele di Provinsi Jawa Barat sebesar 40,75 persen selama periode 2004-2008 diharapkan mampu mendorong peningkatan angka konsumsi ikan propinsi tersebut. Kenaikan rata-rata produksi budidaya ikan lele di Propinsi Jawa Barat adalah sebesar 18,15 persen selama periode 2007-2008, angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan kenaikan rata-rata produksi budidaya lele nasional sebesar 17,95 persen pada periode yang sama.

“Peningkatan konsumsi ikan ini disamping memiliki kontribusi terhadap kemajuan ekonomi, juga memberikan manfaat dalam pengembangan sumberdaya manusia yang cerdas dan sehat, melalui konsumsi protein dan unsur gizi lainnya yang dimiliki. Lele juga memiliki kelebihan lain, yakni karena tahan hidup, maka ikan ini senantiasa dikonsumsi dalam keadaan sangat segar,” ungkapnya.

Lebih jauh Soenan mengatakan, saat ini DKP telah menerapkan kebijakan dalam pengembangan perikanan budidaya melalui Pengembangan Kawasan Komoditas Unggulan, tujuannya adalah untuk memacu budidaya bagi 10 komoditas unggulan termasuk didalamnya lele. Sedangkan untuk sisi hilir/pasar, juga ikut mendorong pengembangan dan penguatan pasar dalam negeri berupa pembangunan sarana-prasarana pasar, kelembagaan dan pengelolaan pasar. (Redaksi)

Lele Warna Pink-Berita Aneh tapi nyata..?



Tiga hari sebelum menemukan lele berwarna pink yang bisa berubah warna, Ali Sutaryo Wibowo (32) mengaku sempat mimpi aneh. Dalam mimpinya, ia didatangi seekor lele. Ikan lele itu seperti mengajak bercakap-cakap dengannya.

“Sebelum menemukan lele warna pink dari kolam milik mertua, saya sempat mimpi aneh. Dalam mimpi itu, saya seperti bercakap-cakap dengan ikan lele, tapi tidak jelas apa yang diucapkan,” kata Ali saat ditemui okezone, Selasa (9/3/2010).

Ali pun lantas menceritakan mimpi itu kepada Oza Zanah (25), istrinya. Namun mimpi itu, tidak terlalu digubrisnya. “Entah ada hubungannya atau tidak yang jelas, setelah mimpi itu, saya mendapatkan lele warna pink,” kata bapak satu anak ini.

Sementara itu Oza mengatakan, saat ini suaminya mengaku berencana membeli akuarium baru untuk ikan lelenya tersebut. “Kalau disimpan di dalam bak plastik, tidak cukup. Terus kalau malam suka loncat keluar dari bak,” kata Oza.

Seekor ikan lele yang bisa berubah warna ditemukan di Bandung. Tidak seperti lele pada umumnya yang berwarna gelap, lele milik Ali Sutaryo Wibowo ini berwarna pink. Bahkan, jika terkena sinar matahari, lele itu berubah warna menjadi oranye.

Lele itu pertama kali ditemukan pada Minggu (7/3/2010) lalu. Saat itu, Ali bermaksud menguras kolam lele milik mertuanya di kawasan Rancabolang. Tiba-tiba setelah dikuras, Ali menemukan dua ikan lele yang warnanya lain.

Source:okezone